
Jakarta, 14 Juni 2025
Penulis – Trapz
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang dirancang untuk menjaga nilai tetap atau stabil selama fluktuasi pasar yang umum dihadapi oleh cryptocurrency lainnya. Stabilitas harga adalah ciri khas dari stablecoin yang biasanya dikaitkan dengan aset tertentu, seperti dolar AS, euro, atau bahkan emas. Dengan demikian, ketika seseorang membeli stablecoin, mereka dapat memperkirakan bahwa nilai tersebut tidak akan berfluktuasi secara drastis dalam jangka pendek. Hal ini menjadikan stablecoin sebagai alternatif yang menarik untuk transaksi sehari-hari.
Berbeda dengan cryptocurrency lainnya seperti Bitcoin atau Ethereum yang dapat mengalami lonjakan atau penurunan harga yang signifikan dalam waktu cepat, stablecoin berfungsi untuk memberikan kepastian bagi penggunanya. Ada beberapa model yang digunakan dalam penerbitan stablecoin. Model yang paling umum adalah peg atau jaminan, di mana stablecoin dijamin oleh cadangan aset yang setara, menjaga nilainya agar tetap stabil. Dengan cara ini, pengguna dapat merasa lebih aman saat melakukan transaksi menggunakan stablecoin, karena mereka tidak perlu khawatir tentang kehilangan nilai yang mendadak.
Manfaat utama dari penggunaan stablecoin termasuk kemudahan dalam melakukan transaksi lintas negara dengan mereduksi biaya dan waktu yang biasanya terlibat dalam pengiriman uang tradisional. Selain itu, stablecoin juga dapat digunakan dalam investasi, memberi pengguna kesempatan untuk mendapatkan keuntungan tanpa terpengaruh oleh volatilitas yang tinggi. Dalam konteks keuangan digital yang terus berkembang, stablecoin berkembang menjadi elemen yang penting dan semakin diadopsi oleh berbagai sektor, termasuk ritel. Dengan popularitasnya yang terus meningkat, implementasi stablecoin oleh perusahaan ritel besar dapat menjadi tanda awal dari transisi besar dalam cara orang melakukan transaksi di dunia digital.
Profil Dua Raksasa Ritel AS
Dalam dunia ritel AS, dua nama memiliki pengaruh yang signifikan dan telah menjadi perhatian utama terkait rencana penerbitan stablecoin, yaitu Walmart dan Amazon. Walmart, yang didirikan pada tahun 1962 oleh Sam Walton, adalah salah satu jaringan ritel terbesar di dunia. Dengan lebih dari 11.000 lokasi di 27 negara, Walmart dikenal tidak hanya sebagai pengecer barang konsumsi tetapi juga sebagai pelopor dalam integrasi teknologi ke dalam sistem operasionalnya. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah mengembangkan layanan keuangan digital yang mencakup pembayaran dan penyimpanan uang, yang sangat mungkin akan memanfaatkan stablecoin untuk meningkatkan efisiensi transaksi dan mengurangi biaya operasional.
Di sisi lain, Amazon, yang dimulai sebagai toko buku online pada tahun 1994 oleh Jeff Bezos, telah berkembang menjadi raksasa e-commerce global dengan diversifikasi ke berbagai layanan termasuk cloud computing dan streaming. Amazon menjadi salah satu pemimpin dalam inovasi teknologi, menghadirkan berbagai layanan yang memudahkan pelanggan dan penjual. Dengan basis pengguna yang sangat besar dan infrastruktur teknologi yang canggih, pengenalan stablecoin oleh Amazon dapat memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah, serta memberikan pengalaman baru bagi pengguna dalam ekosistem belanja online.
Kedua perusahaan ini memiliki pangsa pasar yang signifikan, yang memberikan mereka kekuatan untuk mempengaruhi industri ritel dan teknologi keuangan. Permintaan akan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi semakin meningkat, dan penerapan stablecoin dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan potensi untuk mengatasi masalah likuiditas dan memberikan solusi pembayaran yang efisien, baik Walmart maupun Amazon berada pada posisi yang kuat untuk memanfaatkan teknologi ini guna meningkatkan keunggulan kompetitif mereka di pasar yang semakin terintegrasi secara digital.
Motivasi di Balik Penerbitan Stablecoin
Keputusan dua raksasa ritel AS untuk terlibat dalam penerbitan stablecoin didorong oleh berbagai motivasi strategis. Di tengah kompetisi yang semakin ketat di industri ritel, penting bagi perusahaan-perusahaan ini untuk tetap relevan dan inovatif. Dengan menerbitkan stablecoin, mereka tidak hanya menghadapi tantangan dari pesaing, tetapi juga merespons kebutuhan konsumen yang semakin mencari solusi pembayaran yang lebih efisien dan transparan.
Sebuah stablecoin dapat menawarkan transaksi yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, dan kemudahan penggunaan yang lebih besar dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional. Melihat tren adopsi teknologi keuangan yang terus berkembang, perusahaan ritel ini berpotensi menarik pelanggan baru yang berorientasi pada teknologi, khususnya generasi muda yang lebih terbiasa dengan cryptocurrency dan bentuk pembayaran digital lainnya.
Tidak dapat dipungkiri, dinamika kondisi ekonomi global juga berperan dalam keputusan ini. Ketidakpastian ekonomi yang ada mendorong perusahaan untuk berinovasi dan mencari cara baru guna memperkuat posisi pasar mereka. Dengan adanya stablecoin, raksasa ritel ini dapat memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam pengelolaan aset dan menawarkan produk finansial yang berbasis teknologi kepada konsumen mereka.
Tentunya, penerbitan stablecoin juga menghadirkan tantangan dan aspek regulasi yang perlu diperhatikan. Perusahaan harus mempertimbangkan pemenuhan semua regulasi yang relevan, termasuk aspek keamanan dan perlindungan data. Memahami kerangka regulasi yang ada akan sangat penting agar penerbitan stablecoin dapat berjalan lancar dan diterima oleh pasar. Dengan perencanaan dan pemahaman yang baik, raksasa ritel ini dapat memanfaatkan inovasi ini untuk memperkuat posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.
Implikasi untuk Masa Depan Keuangan Digital
Penerbitan stablecoin oleh dua raksasa ritel Amerika Serikat dapat menghadirkan dampak yang signifikan bagi industri keuangan digital. Stablecoin, sebagai bentuk digital dari mata uang yang dipatok dengan aset tertentu seperti dolar AS, memiliki potensi untuk mengubah cara transaksi dilakukan secara efisien. Dengan menghilangkan ketergantungan pada mata uang tradisional, pengguna dapat menikmati proses transaksi yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah. Hal ini menjadi semakin relevan dalam dunia e-commerce, di mana kecepatan dan kehandalan transaksi adalah kunci untuk kepuasan pelanggan.
Selain itu, stablecoin dapat meningkatkan aksesibilitas dan inklusi keuangan, terutama bagi komunitas yang tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan konvensional. Dengan menggunakan stablecoin, individu dari berbagai lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dalam ekosistem keuangan global, memberikan mereka alat untuk mengelola keuangan mereka dan melakukan transaksi yang sebelumnya sulit diakses. Ini berpotensi membuka peluang ekonomi kepada lebih banyak orang dan merangsang pertumbuhan inovasi di sektor keuangan.
Namun, dengan adopsi stablecoin juga muncul potensi risiko yang harus diwaspadai. Salah satunya adalah isu regulasi, di mana otoritas keuangan perlu menetapkan batasan dan pedoman yang jelas untuk memastikan bahwa penggunaan stablecoin tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas ekonomi. Peraturan yang komprehensif akan sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi investor dan pengguna. Selain itu, harus ada perhatian terhadap masalah keamanan, privasi, dan perlindungan konsumen dalam penggunaan stablecoin. Pertanyaan ini akan menjadi bahan diskusi yang penting dalam membentuk lanskap keuangan di masa depan serta merumuskan kerangka kerja regulasi yang sesuai untuk mendukung adopsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dari teknologi ini.