Jakarta, 29 April 2025

Penulis – Trapz

Raksasa sistem pembayaran global, Mastercard, resmi mengumumkan bahwa merchant di dalam jaringannya kini dapat menerima pembayaran menggunakan stablecoin, menandai sebuah langkah besar dalam integrasi antara sistem keuangan tradisional dan dunia aset digital. Kebijakan ini menjadi tonggak penting dalam evolusi sistem pembayaran global dan sinyal kuat bahwa stablecoin telah masuk ke dalam arus utama (mainstream) ekonomi digital.

Langkah revolusioner ini diluncurkan melalui kolaborasi Mastercard dengan beberapa mitra blockchain strategis di Asia dan Amerika Utara. Dengan mengintegrasikan teknologi Web3 dan aset kripto yang stabil nilainya, Mastercard membuka jalan menuju era baru transaksi digital yang cepat, aman, dan tanpa batas geografis.

Apa Itu Stablecoin dan Mengapa Penting?

Stablecoin adalah aset kripto yang nilainya dipatok atau didukung oleh aset stabil seperti dolar AS (USD), emas, atau mata uang fiat lainnya. Contoh stablecoin populer di pasar global adalah:

  • USDC (USD Coin) – Didukung oleh Circle dan Coinbase.
  • USDT (Tether) – Stablecoin dengan volume perdagangan tertinggi di dunia.
  • DAI – Stablecoin terdesentralisasi berbasis Ethereum.
  • XAUt – Stablecoin yang didukung oleh emas.

Keunggulan utama stablecoin adalah kestabilan harga dan kemudahan transfer digital. Berbeda dengan Bitcoin atau Ethereum yang sangat fluktuatif, stablecoin menawarkan kenyamanan dalam transaksi sehari-hari karena nilainya tidak banyak berubah.

Mastercard Gandeng Mitra Web3 Global

Mastercard tidak bergerak sendirian. Perusahaan ini menggandeng berbagai mitra Web3 dan penyedia infrastruktur blockchain seperti Immersve, Stellar, dan Circle. Melalui kolaborasi ini, Mastercard memungkinkan pembayaran stablecoin dilakukan langsung di jaringan merchant Mastercard dengan jaminan keamanan, kecepatan, dan transparansi.

Dalam tahap awal, Mastercard mendukung transaksi dengan stablecoin USDC di jaringan blockchain Polygon, yang dikenal dengan biaya rendah dan kecepatan tinggi. Pengguna dapat membayar langsung dari dompet kripto non-kustodial mereka, seperti MetaMask atau Trust Wallet, tanpa harus mengonversi ke mata uang fiat terlebih dahulu.

“Kami percaya stablecoin dapat memainkan peran penting dalam menciptakan ekosistem pembayaran global yang lebih inklusif dan efisien,” ujar Raj Dhamodharan, EVP Digital Asset Mastercard.

Transaksi Langsung dan Otomatis

Dengan sistem baru ini, proses pembayaran stablecoin berjalan secara real-time dan otomatis. Saat konsumen memilih untuk membayar menggunakan USDC, dana ditransfer dari dompet kripto pengguna ke sistem Mastercard, yang kemudian langsung menyelesaikan transaksi dengan merchant. Tidak ada keterlibatan pihak ketiga seperti exchanger atau konversi fiat yang memperlambat proses.

Sistem ini juga dilengkapi fitur keamanan tingkat tinggi seperti autentikasi multi-lapis, smart contract verifikasi transaksi, serta sistem monitoring berbasis AI untuk mencegah aktivitas mencurigakan.

Dampak Bagi Konsumen dan Merchant

Bagi konsumen, integrasi ini berarti lebih banyak pilihan pembayaran digital yang praktis, cepat, dan ekonomis, khususnya bagi mereka yang telah akrab dengan teknologi blockchain dan menyimpan aset dalam bentuk stablecoin.

Sementara itu, bagi merchant, kehadiran stablecoin sebagai metode pembayaran membuka akses ke pasar global, terutama pengguna kripto yang ingin bertransaksi tanpa harus kembali ke sistem fiat tradisional. Hal ini sangat potensial di sektor e-commerce, layanan digital, dan bahkan retail fisik di negara-negara dengan infrastruktur pembayaran yang sudah canggih.

“Adopsi stablecoin oleh Mastercard menciptakan jembatan antara dua dunia – kripto dan sistem keuangan konvensional. Ini bisa memperluas jangkauan pasar dan mempercepat arus transaksi lintas negara,” kata Denny Gunawan, analis fintech dari Jakarta.

Regulasi Jadi Sorotan

Meski banyak disambut positif, langkah Mastercard ini tetap memunculkan pertanyaan tentang regulasi dan kepatuhan hukum. Di banyak negara, stablecoin masih berada dalam wilayah abu-abu secara hukum. Namun Mastercard menegaskan bahwa hanya stablecoin yang memenuhi standar regulasi dan diawasi secara ketat yang akan diizinkan.

Misalnya, USDC diterbitkan oleh Circle, perusahaan yang diawasi oleh otoritas keuangan AS dan telah menerapkan audit cadangan berkala. Langkah ini diharapkan dapat mendorong kepercayaan konsumen dan regulator terhadap produk stablecoin yang digunakan dalam transaksi global.

Mastercard juga telah bekerja sama dengan lembaga pengawas di berbagai negara untuk memastikan bahwa proses pembayaran stablecoin tetap mematuhi standar AML (Anti Money Laundering) dan KYC (Know Your Customer).

Indonesia dan Potensi Adopsi Lokal

Di Indonesia, tren adopsi aset kripto terus meningkat. Berdasarkan data Bappebti, jumlah investor kripto di Indonesia telah melampaui 19 juta orang hingga awal 2025. Banyak dari mereka menyimpan sebagian portofolionya dalam bentuk stablecoin untuk keperluan lindung nilai terhadap inflasi rupiah atau sebagai aset likuid jangka pendek.

Jika Mastercard memperluas fitur ini ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, maka pelaku bisnis lokal berpotensi menerima pembayaran langsung dari dompet kripto pengguna global. Hal ini akan memperluas akses pasar internasional, terutama untuk pelaku UMKM digital dan industri kreatif yang mengandalkan penjualan daring.

Meski demikian, penguatan kerangka hukum dan regulasi stablecoin di Indonesia akan menjadi kunci sebelum adopsi massal benar-benar bisa terjadi.

Era Baru Transaksi Digital

Langkah Mastercard ini tak hanya soal teknologi, melainkan transformasi cara dunia memandang uang dan pembayaran. Integrasi stablecoin ke sistem pembayaran global bisa menjadi game changer dalam ekonomi digital, memungkinkan:

  • Transaksi lintas negara tanpa biaya tinggi
  • Pembayaran instan 24/7 tanpa batas waktu
  • Inklusi finansial untuk populasi tak terlayani perbankan
  • Transparansi dan keamanan tinggi berkat teknologi blockchain

Langkah ini juga memicu kompetitor lain seperti Visa dan American Express untuk mengembangkan layanan serupa, menciptakan persaingan positif yang dapat mempercepat transformasi digital sektor keuangan global.

Penutup: Menuju Dunia Tanpa Batas Uang Digital

Dengan mengizinkan stablecoin sebagai metode pembayaran resmi, Mastercard telah membuka pintu menuju masa depan di mana uang tidak lagi terbatas oleh bentuk fisik atau sistem keuangan tradisional. Dunia kini melangkah lebih dekat ke arah ekonomi digital global yang terdesentralisasi, terbuka, dan efisien.

Bagi Indonesia, ini bisa menjadi momentum penting untuk mengakselerasi inovasi sistem pembayaran dan memperluas peran ekonomi digital dalam pertumbuhan nasional.


Meta Title :

Mastercard Dukung Pembayaran Stablecoin, Transaksi Digital Masuki Era Baru

Meta Description :

Mastercard izinkan merchant menerima pembayaran dengan stablecoin seperti USDC. Transformasi sistem pembayaran digital dimulai. Simak dampaknya bagi ekonomi global.


Tagar :

#Mastercard #Stablecoin #TransaksiDigital #Web3 #Blockchain #KriptoIndonesia #PembayaranKripto #CryptoAdoption #DigitalPayment #USDC